Al-Qur'an
al-Karim adalah kitab samawi terakhir dari keseluruhan kitab-kitab Allah SWT
yang diturunkan kepada para rasul-NYa. Ia diturunkan kepada nabi dan
rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad Saw. Al-Qur'an mempunyai puluhan nama,
sebagaimana yang diidentifikasi oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang menyebut
tidak kurang dari 55 nama, dan nama yang paling lazim dipakai adalah Al-Qur'an:
Menurut
Muhammad Ali ash-Shabuni, penggunaan Al-Qur'an itu karena ada kaitannya dengan
banyaknya ayat-ayat yang menyebut dengan nama ini, misalnya:
ق والقرآن
المجيد
Qaaf. Demi Al-Qur'an yang sangat mulia (QS. Qaaf, 50:1)
Sementara para ulama bebeda
pendapat mengenai kata “Al-Qur’an”. Sebagian ulama berpendapat bahwa kata
“Al-Qur’an” berasal dari kata qara’a – qira’at – qur’anan dengan berdalil pada
firman Allah :
انّ علينا جمعه وقرأنه فاذاقرآناه
فاتبع قرأنه
Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya
itu. (QS. al-Qiyamah, 75:17 – 18 )
Tetapi ada ulama yang berpendapat
bahwa kata Al-Qur’an adalah yang tak harus berasal dari kata lain. Seperti pendapat
Muhammad Ali ash-Shabuni:
“Sebagian ulama berpendapat bahwa
nama “Al-Qur’an” bukanlah berasal dari kata “qara’a”, tetapi ia sesungguhnya
adalah nama kitab yang mulia ini. Seperti nama kitab Taurat dan kitab Injil.
Penuturan ini di sampaikan oleh Imam Syafi’i
“Kata Al-Qur’an berasal dari kata
qara’a, maka ayat yang pertama turun di Gua Hira’ itu pun memulainya dengan
kata iqra’ yang artinya “bacalah”. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, saat Malaikat Jibril a.s. meminta Nabi Muhammad Saw. Membaca dengan
kalimat iqra’, beliau menjawab: ما انا بقارئ “Saya tidak bias membaca”
Terlepas dari perbedaan itu, baik
ulama yang melihat Al-Qur’an dari asal kata qara’a, maupun pendapat Imam Syafi’I
yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu isim’alam, kata nama yang tidak berasal
dari kata apa pun, kita semua mengakui bahwa Al-Qur’an adalah satu-satunya
kitab suci yang paling banyak dibaca sepanjang zaman. Keyataan ini diakui oleh
orientalis, pakar ahli ketimuran.
Banyaknya pembacaan terhadap Al-Qur’an
ini bukan hanya karena dinilai ibadah bagi setiap orang yang membacanya, bukan
karena indah bahasanya, kesesuiannya dengan ilmu pengetahuan (sains) modern,
petunjukknya yang mencakup sekalian aspek kehidupan manusia, melainkan juga
karena mudahnya dihafalkan. Kitab-kitab suci selain Al-Qur’an, dapat dibilang
tidak ada orang yang mampu menghafalnya. Lebih jauh Imam Hafidz Ahmad bin Ali
bin Hajar al-Asqalani menuturkan: Waraqah bin Naufal seorang Kristiani yang
ditanya oleh Rasulullah Saw.tentang peristiwa Gua Hira’, ia (Waraqah) tidak
hafal kitab Injil. Pembenaran Waraqah bin Naufal atas kerasulan Nabi Muhammad,
sehingg ia beriman adalah berdasarkan catatanya dalam kitab Injil.
:
“Dan meskipun sifat Al-Qur’an sama
dengan kitab Taurat dan Injil, tidaklah demikian dalam menghafalnya, karena
menghafalkan Taurat dan Injil tidaklah mudah sebagaimana mudahnya menghafalkan Al-Qur’an
yang diistimewakan kepada umat ini. Maka keistimewaan inilah ynag menjadi
sifatnya”
Dari peritiwa itu, tercatat dalam
sejarah, berjuta-juta orang yang telah menghafal Al-Qur’an dari zaman dulu hingga
sekarang, di Barat maupun di Timur, yang tua maupun yang muda, dari ras dan
bangsa manapun, laki-laki ataupun perempuan. Ini semua, adalah satu-satunya
berita tentu karena Al-Qur’an banyak di-“baca” ditambaha lagi jaminan Allah SWT
dalam Al-Qur’an:
ولقديسّرنا القران للذكرفهل
من مذكر
Dan
sesungguhnya telahKami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qamar:54)
Semoga bermanfaat.
Read more ...